Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Bandungan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi, diketemukan oleh Sir Stanford Raffles pada tahun 1804. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C).
Untuk sampai ke kompleks candi bisa ditempuh dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam (rata-rata mencapai 40 derajat). Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari obyek wisata Bandungan.
Sesuai namanya komplek candi ini sebenarnya terdiri atas sembilan candi, berderet dari bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen. Satu candi yang berada di puncak paling tinggi disebut Puncak Nirwana. Sayang sekali dari sembilan candi dua diantaranya sudah rusak hingga sekarang tinggal tujuh buah.
Pada awalnya disebut Gedong Pitoe karena pertama kali ditemukan oleh Raffles hanya terdiri dari tujuh bangunan candi. Namun kemudian ditemukan dua candi lagi walaupun dalam keadaan tidak utuh. Candi-candi yang terbuat dari batu andesit tersebut telah dipugar oleh Dinas Purbakala, yaitu candi I & II dipugar tahun 1928 – 1929, sedangkan candi III, IV, V dipugar tahun 1977 – 1983.
Candi-candi yang terletak di Gunung Ungaran ini diyakini sebagai Candi Hindu dengan ditemukannya arca-arca Hindu yang terletak didalam dan disekitar lokasi candi. Diantaranya dengan ditemukannya arca Ciwa Mahadewa, Ciwa Mahaguru, Ganeca, Durga Mahisasura Mardhini, Nandi Swara, Mahakala dan Yoni yang ada di bilik candi. Keistimewaan yang lain dari Candi Gedong Songo adalah terletak pada arca gajah dalam posisi jongkok di kaki Candi Gedong III, dan Yoni dalam bentuk persegi panjang pada bilik Candi Gedong I.
Mengenai kapan berdirinya Candi Gedong Songo tidak ada yang tahu pasti, namun diperkirakan oleh para ahli bahwa candi-candi tersebut telah dibuat semasa dengan Candi Dieng yang dibuat pada kurun waktu abad VII – IX Masehi pada masa Dinasti Syailendra. Hal ini diketahui dari artefak-artefak yang ditinggalkan di sekitar lokasi candi, serta adanya kemiripan-kemiripan fisik antara Candi Gedong Songo dan Candi Dieng. Lokasi kedua candi yang terletak di ketinggian gunung semakin menambah keyakinan bahwa kedua candi tersebut dibangun pada masa yang sama.
Mengenai kapan berdirinya Candi Gedong Songo tidak ada yang tahu pasti, namun diperkirakan oleh para ahli bahwa candi-candi tersebut telah dibuat semasa dengan Candi Dieng yang dibuat pada kurun waktu abad VII – IX Masehi pada masa Dinasti Syailendra. Hal ini diketahui dari artefak-artefak yang ditinggalkan di sekitar lokasi candi, serta adanya kemiripan-kemiripan fisik antara Candi Gedong Songo dan Candi Dieng. Lokasi kedua candi yang terletak di ketinggian gunung semakin menambah keyakinan bahwa kedua candi tersebut dibangun pada masa yang sama.
Perjalanan menuju Gedong Songo merupakan lanjutan perjalanan kami dari Dieng, turun ke Wonosobo, Temanggung, Ungaran, Bandungan kemudian langsung naik ke Gedong Songo. Suasana hijau dan asri, sejuknya angin menyambut ketika sampai di depan pintu gerbang kompleks candi. Setelah membeli tiket masuk, melihat medan yang cukup terjal diputuskan untuk mengelilingi candi dengan berkuda. Sewa satu ekor kuda Rp. 50.000 sudah termasuk ongkos pemandunya.
Gerbang Candi Gedong Songo
Siap-siap keliling candi
Jalan setapak menuju candi
Serasa sisa pasukan P. Diponegoro
Candi utuh dan yang sudah runtuh
Candi Gedong Songo tidak hanya menawarkan wisata sejarah, namun juga menawarkan wisata keindahan alam juga wisata olah raga. Candi yang terletak di ketinggian Gunung Ungaran ini memang menampilkan pesona alam yang luar biasa karena lokasinya yang terletak di ketinggian gunung.
Pemandangan lain, yaitu sumber air panas alam kita juga bisa temui antara perjalanan antara lokasi candi ketiga dan keempat. Disamping sumber air panas tersebut, disediakan tempat mandi dengan tempat tertutup, sehingga buat yang mau menikmati sumber air panas bisa meluangkan waktu ntuk mandi.
' Anggota '
Sumber air panas di kejauhan
Berada di komplek Candi Gedong Songo di kaki Gunung Ungaran seperti terlempar ke masa lalu dengan segala kekunoannya. Tujuh buah candi berdiri membisu yang satu dengan lainnya terpisah sekitar 100 meter terasa memancarkan aura kedamaian yang abadi. Candi Gedong Songo memang dikitari hamparan kebun bunga di kanan kirinya, mengingatkan pada keindahan kahyangan tempat dewa-dewa bersemayam dalam cerita pewayangan.
Warisan yang tak ternilai nilainya ini menjadi tugas kita untuk merawatnya, menjaganya agar anak cucu kita nanti bisa tahu betapa kita punya leluhur yang demikian tinggi budaya dan peradabannya. Ketika melihat serombongan pengunjung beramai-ramai naik ke badan candi kemudian berfoto, hati menjadi miris sambil berharap semoga candi cukup kuat menampung mereka. Terbayang jika setiap pengunjung berombongan naik setiap hari sampai berapa lama candi-candi itu akan bertahan, mungkin perlu diatur hal-hal seperti ini agar warisan itu bisa kita rawat.
(ref. navigasi.net, id.merbabu.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar